Friday, October 9, 2009

Tulisan tidak menarik yang menarik

Mungkin tulisan ini ora menarik blass, mungkin juga tulisanku ini mung marakke ngantuk atau be-te, tp kuberanikan diri menyajikannya, yo paling tidak sebagai sarana untuk mbagi informasi pengalaman yang aku dapat setelah “lulus” dari Remais PCC dan mengabdikan diri ke negara tercinta lewat TNI Angkatan Udara.

Aku masuk dunia militer pada tahun 1992, saat itu ketika aku masih “menjabat” sebagai Sekretaris I Remais PCC, aku mendapat karunia yang sangat besar dari Allah yaitu diterimanya aku sebagai prajurit TNI Angkatan Udara.

Aku sangat bersyukur atas karunia itu.

Menjadi seorang abdi negara khususnya sebagai tentara memang menjadi cita-citaku, karena menurutku, profesi itu bisa merefleksikan kecintaanku kepada negara ini, dan bukankah cinta tanah air merupakan bagian dari Iman?

Ingatlah salah satu hadits : “Hubul Wathan Minnal Iman” (Cinta tanah air itu sebagian dari Iman). Tahun 1993-1994 aku dinas di Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma Jakarta, Tahun 1994-1998 di Lanud Dumatubun Langgur Tual Maluku Tenggara, tahun 1998-2001 Lanud Suryadharma Kalijati Subang, tahun 2001-Mei 2009 di Markas Komando Operasi TNI AU I Jakarta dan dari bulam Mei 2009 sampai dengan saat ini aku menjalani penugasan di salah satu institusi pemerintah non Departemen di Bengkulu.

Cerita ini terjadi tahun 1995, waktu aku berdinas di Pangkalan TNI AU Dumatubun Langgur Tual Maluku Tenggara. Langgur adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengara. Kecamatan Langgur terletak di suatu pulau yang bernama Kei Kecil. Sesuai namanya pulau itu memang kecil, sehingga sepertinya aku ini berada di sebuah kapal, madep ngetan laut, mujur ngulon juga laut.

Di sekitar Lanud Dumatubun, berdiri kokoh simbol2 agama Non Islam, ada banyak gereja, ada Sekolah Missionaris, ada Pasturan, dan dikelilingi oleh desa2 Nasrani (di Maluku Tenggara, suatu desa dapat dicirikan sebagai suatu desa Muslim atau Non Muslim dilihat dari agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, jarang sekali ada desa yang masyarakatnya heterogen keyakinannya, karena itu disana suatu desa disamping ada nama desanya juga diembel-embeli identitas agama masyarakatnya, seperti kampung Islam, kampung Kristen atau kampung Katholik).

Terasa berat berdakwah di sana, disamping masyarakat sekitar Pangkalanku mayoritas Non Muslim, Komandanku juga bukan seorang muslim, ditambah statusku sebagai seorang tentara yang terkekang oleh aturan-aturan militer.

Waktu itu menjelang bulan Ramadhan 1406 H, aku mempunyai ide untuk menyemarakkan bulan suci tersebut di wilayah Langgur.

Aku ajak 4 orang teman yang kebetulan satu angkatan denganku untuk ngrembug ide tersebut, dan referensi yang kupakai adalah kenangan tentang “RAMADHAN DI PERUMNAS (RDP)”.

Singkat cerita konsep proposal-e sudah jadi, tinggal ngajukan ke Komandan (yang bukan seorang muslim itu). Untuk diketahui, Komandanku ini agak susah untuk hal-hal yang berpotensi “njaluk dana” apalagi untuk urusan agama Islam. Makanya aku menggalang dukungan dari Kepala Dinas Operasi dan Kepala Dinas Personel ku yang seorang Muslim.

Alhamdulillah beliau2 respek pada ideku dan berjanji akan mendukung langkah-langkah yang aku tempuh.

Proposal pun “kusebar”, para pejabat di Kabupaten kutembusi untuk memohon bantuan dana. Tak kusangka dan tak dinyana, sambutan dari pejabat2 (termasuk Bupati Maluku Tenggara) sangatlah luar biasa!!!

Kegiatan RDL (Ramadhan di Langgur) pun dimulai, sambutan yang kami peroleh dari masyarakat muslim Kabupaten Maluku Tenggara, terutama dari Himpunan Pelajar Islam kota Tual ternyata di luar perkiraan.

Berbondong-bondong mereka mendatangi masjid di Pangkalanku yang berjarak 3 Km dari pusat kota Tual untuk mengikuti setiap acara yang kami adakan.

Kami adakan Taddarusan setiap malam, Diskusi Ahad Pagi (DAP), Kajian Jelang Buka Puasa (KJPS), Pekan Nuzulul Qur’an (PNQ), Kajian Keluarga Sakinah (KKS) dan Gema Takbir Keliling (di akhir Ramadhan).

Kami sangat bangga dengan antusiasme mereka, lebih bangga lagi karena ternyata mayoritas dari mereka adalah remaja-remaja Islam putri yang manis-manis (kan ada slogan Ambon manise tho, hehehe…. ).

Mohon maklum, waktu itu prajurit-prajurit TNI AU di sana (khususnya yang bujangan) termasuk “Barang Langka dan mempunyai Nilai Jual yang tinggi”, disamping karena mayoritas kami orang Jawa, yang kulitnya lebih “padhang” dibanding masyarakat asli sana, juga karena secara postur kami berbeda dengan tentara2 asli sana, hehehe lagi… (boleh tho menyombongkan diri!!).

Jadi, apakah motivasi mereka karena tertarik dengan program RDL itu atau karena ingin lihat tentara langit (sebutan untuk prajurit AU), yo mbuh!! Yang pasti, kegiatan RDL tersebut telah berjalan dengan sangat sukses.

Kuyakini, kegiatan itu telah memerahkan telinga para missionaries, para pastur atau pendeta yang mengklaim daerah Langgur sebagai basisnya agama mereka. Terasa sangat indah bagi kami, bisa mengumandangkan Adzan, memperdengarkan ayat-ayat Allah, menebarkan salam dan menunjukkan Ukhuwah Islamiyah di tengah2 lingkungan pemeluk agama Non Islam, terasa begitu membanggakan bisa melihat remaja-remaja Islam dengan balutan busana muslimnya melintasi kawasan yang berpenduduk Nasrani untuk menuju ke masjid Allah di Pangkalan kami.

Alhamdulillah, dari niat yang tulus untuk mensyiarkan Islam, ditambah semangat menegakkan Li Illahi Kalimatillah, tercapailah hasil yang luar biasa.

Dari tulisan yang sederhana ini, ada 3 hal yang bisa kusimpulkan :

1. Dari perasaan ragu yang sempat muncul untuk mengadakan suatu acara Islami karena alasan situasional, yaitu lingkungan di mana aku tinggal yang mayoritas Nasrani, Komandanku yang bukan seorang Non Muslim dan statusku sebagai seorang tentara yang terbatas pada aturan-aturan militer, tetapi karena terdorong niat yang tulus untuk mensyiarkan Islam, Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan.

2. Tak selamanya istilah “menjiplak” itu berkonotasi jelek, aku buktikan dengan menjiplak program-program RDP (Ramadhan di Perumnas) lalu kuterapkan di Langgur dengan nama RDL, ternyata hasilnya tak kalah hebat.

3. Apa salahnya kita mencoba melakukan sesuatu pekerjaan yang bernilai positif di “daerah orang” yang sebenarnya berbeda kulturnya. Kita mungkin belum pernah mencoba melakukannya, dengan alasan karena kita enggan, ragu, malas atau bahkan takut mencobanya. Kita hanya berani melakukan di daerah kita sendiri yang memang lingkungannya mendukung untuk melakukannya yang disebabkan karena kita satu komunitas, karena akeh koncone lan sedulure, atau karena kesamaan latar belakang agama dan budayanya. Kalau memang hanya karena alasan itu kita berani melakukannya berarti kita tergolong orang yang tidak menyukai tantangan dan pantas disebut “Jago Kandang”.

Tulisan ini semoga bisa menjadi lecutan semangat bagi sahabat-sahabat yang ingin menegakkan kembali kejayaan Remaja Islam Perumnas Condongcatur. Mungkin ada niat di dada para sahabat, tapi rasa ragu terasa masih membelenggu. Mungkin sudah terlintas pikiran untuk memulai, tapi terbesit rasa malu untuk mencontoh pada kesuksesan masa lalu. Mungkin juga telah muncul keinginan untuk menggairahkan kembali kegiatan2 Remais PCC, tapi terhambat oleh adanya rasa takut gagal.

Ayo sahabatku, kita majukan kembali Remais tercinta. Pasang niat yang lurus, semata-mata mengharapkan ridlo-Nya.

Allah telah menjanjikan, sesuatu yang diniatkan untuk tujuan baik, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik.



Mart Hariyadi
(anggota tentara langit)

Monday, September 28, 2009

LADANG DAKWAH






Ini kali kedua saya diajak Mas Eko untuk beraksi di depan Umum…pertama kali beraksi di depan umum, sy di minta Mas EKo datang kerumahnya untuk menerima Briefing…di pagi-pagi sekali Ba’da SUBUH……dari ANyelir III sy berjalan menyusuri…jalan wijaya kusuma sampai jalan Tanjung…akhirnya sy yg masih SD sampai di rumah Mas Eko dan siap menerima BRIEFING (semoga Mas EKo Masih ingat he5X), dan 1 tahun kemudian..kembali Mas EKo mengajak saya untuk tampil di Gedung Kesenian UGM - Purna Budaya… untuk pentas (entah acara apa…sy tdk tahu…yg penting…peran kita nambah geeerrr…pementasan tersebut), walau peran kecil dan itupun bersama rombongan teman-teman Tapak SUci-Remais Muhajirin (dan walau kita masih SD,kita sdh dianggap REMAIS..he5X)

Kenangan kecil yg sampai sekarang tidak pernah hilang dalam ingatan, bagaimana Mas Eko (dan bersama teman-teman) berusaha berjuang semaksimal mungkin menjaga semangat kebersamaan dalam membangun dakwah itu selalu ada dalam diri kita. Dan hasilnya setiap acara yang diadakan oleh REMAIS pasti banyak dukungan dari kita semua. Walau baru saya ketahui (setelah bertemu Mas EKo pada Syawal th 1430 H/2009 M ini) bahwa ada juga di lingkungan Pengurus REMAIS sendiri yang mengkritik (mungkin habis2Xan)semua acara yg dilakukan oleh REMAIS. Tapi terlepas dari itu, saya jadi tahu bagaimana pengurus REMAIS (Jaman saya masih SD) menjaga semangat dakwah kita

Sy jadi ingat juga cerita Sahabat saya yang lain di Jakarta beliau Pendiri “Badan Wakaf Al-Qur’an”, Mas Heru Binawan namanya, ketika tahun 90’an harus mendakwahi sang Mantan ROCKER HARI MUKTI setiap hari, sampai-sampai ketika Hari Mukti harus berangkat untuk Show, Mas Heru bersama tmn2X(yg waktu itu masih kuliah semua) harus pagi subuh sudah ada di Rumah Sang Rocker,dan dengan semangat dakwahnya, mereka melakukan dakwah di dalam Mobil ketika sang Roker hendak berangkat untuk show dan hal itu dilakukan berulang2X, dan Alhamdulillah perjuangan mereka berhasil meyakinkan si MANTAN ROKER

Mungkin terinspirasi oleh hal itu, sekarang MAs Heru….ikut membantu perjuangan Dakwah Ustd Fadlan yg asli keturunan PAPUA untuk berdakwah dengan warga pedalaman ASLI papua (http://dakwahafkn.wordpress.com/2009/08/24/kapal-dakwah-papua-gegerkan-aktivis-gereja/). Ust Fadlan pernah berceritra ketika Dia berdakwah di pedalaman PAPUA, dia di tembak anak panah oleh 2 suku yang berbeda,tapi Subhanallah…..Allahu Akbar....Allah Maha Besar….justru….salah satu Kepala SUku yang memerintahkan untuk menembakkan anak panah nya dan menganai lengan KANANANnya, kini bersama seluruh warganya sudah mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan masuk Islam secara bersamaan.

Tidak sebanding beratnya memang, perjuangan Dakwah Ust Fadlan antara Mas EKo ataupun Mas Heru…tapi dibalik ini semua saya bisa belajar, dimana bumi dipijak disitulah LADANG DAKWAH KITA, bagaimanapun beratnya ternyata masih ada lagi Saudara kita yg lebih berat dakwahnya dibanding kita. dan mengapa kita tidak melangkah dari yang paling bisa kita lakukan. Dan Pasti ALLAH SWT akan memberi pahala ynag besar bagi para pendakwah dimanapun mereka berada. Dan Allah SWT akan selalu membimbing kita dalam menegakkan kebenaran Dienul Islam. Amin - Allahu AKbar

Semoga tulisan yang masih kurang sempurna ini bisa berguna buat rekan-rekan sekalian

Wassalam (Civic)

Thursday, September 24, 2009

TDA di Remais

Acara pertemuan alumni Remais dengan para aktifis Remais saat ini akhirnya berlangsung juga dengan meriah, padat dan akhirnya kekurangan waktu.

Acara yang tadinya mau membahas perkembangan Remais dari tahun ke tahun ini akhirnya malah mengerucut menjadi cerita tentangTDA.



Memang TDA adalah komunitas yang sangat menekankan kekuatan jaringan, sehingga sangat cocok untuk diterapkan di Remais Condoing Catur Sleman.

Syukur-syukur mereka semua mendaftar di milis TDA dan ikut kelompok mastermind [KMM] TDA. Wah...pasti makin mantap tuh Remais di Muhajirin.



Semangat saling memberi sangat kental aromanya di komunitas TDA dan itulah yang ingin kutularkan pada para Remais ini.

Kelebihan lain selain semangat saling memberi adalah semangat untuk segera melakukan ACTION dan tidak membiarkan mimpi hanya menjadi mimpi saja, itu juga yang ingin kutularkan pada para Remais ini.

Pertemuan kemarin sudah mengerucut menjadi suatru calon ACTION berupa lomba melukis/mewarnai, dengan sponsor dari para usahawan yang ada di COndong Catur dan satu lagi lomba masak antar Remais.

Dua calon kegiatan ini, bila didiskusikan pasti akan menghasilkan kekuatan yang akan menjadi magnet untuk menairk para Remais untuk aktif di kelompok ini.

Kata mas AListio, kuncinya adalah komunikasi yang selalu dijaga keberlangsungannya. Saat ini banyak Remais yang punya account fisbuk, jadi tidak ada salahnya ajang ini dipakai untuk saling bertukar informasi, terutama dengan para Alumni Remais.

Kalau panitia bisa melibatkan semua unsur yang ada di tiap-tiap RT, maka kegiatan ini dijamin akan berlangsung dengan baik. Untuk yang ini, syaratnya cuma satu KHUSNUDZON !

Selama kita berprasangka baik, maka aura ini akan memancar dan akan menerima pancaran balik berupa energi positip yang akan makin memperkuat pancaran energi positip kita.

Jadi apa pelajaran hari ini ?

1. Memperkuat jaringan dengan semangat saling memberi.
2. Melibatkan semua unsur Remais dengan memanfaat komunikasi yang efisien dan efektif serta selalu berprasangka baik terhadap apapun hasil yang diterima
3. Percayalah pada janji ALlah swt, sesungguhnya ALlah swt sangat sayang pada kita semua.

Salam Sayang